Searching...

JENDELA KITA

Jumat, 23 Desember 2022

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF

 

 


a.     Buatlah sebuah kesimpulan mengenai peran Anda dalam menciptakan budaya positif di sekolah dengan menerapkan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan  sekolah/kelas, segitiga restitusi dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya yaitu Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak,  serta Visi Guru Penggerak.

 

Tentang disiplin positif memulai dengan sosialisasi di group WA membagikan materi disiplin positif dan 3 motivasi perilaku manusia.  Mendiskusikan cara merubah sikap kita agar menggali motivasi intrinsik murid atau lingkungan kita. Dengan patokan kebajikan universal (kebaikan lintas agama, ras/ identitas apapun) akan menjadikan siswa bertanggungjawab pada nilai yang telah diyakini. Mulai, bagaimana agar murid miliki motivasi ke 3 dalam melakukan aktivitasnya, melatih tanggung jawab dan control dirinya sendiri dalam melaksanakan sesuatu, bukan karena reward dan punishment. Beberapa guru menganalogikan dengan tingkatan tertinggi ibadah orang Islam adalah mencari ridho Ilahi, bukan takut neraka atau berharap surga

Saya juga terkejut, sikap ke siswa bermasalah yang selama ini saya andalkan ternyata berdampak buruk dan disuruh tinggalkan,: menghukum.  Ternyata ada sikap lain yang lebih kharismatik dan berdampak menguatkan: restitusi, atau paling jelek konsekwensi.  Teori itu bisa langsung dipraktekkan dan manjur. Kita berubah mindset saat melihat murid bermasalah. Melalui posisi Guru sebagai manajer atau pemantau, saya menyaksikan murid bisa membuat keyakinan kelas sendiri (dulu kontrak kelas) yang dicatat dan mudah diingat. 3 cara menghadapi siswa bermasalah yang belum pernah kita dapat:

1.  Menstabilkan identitas, pernyataan yang menenangkan

2.  Validasi tindakan yang salah, semua perilaku memiliki alasan

3.  Menanyakan Keyakinan, kita semua memiliki motivasi internal.

Para guru disekolah kami sedang bersama mendalami konsep materi KHD misalnya berdiskusi filosofi KHD kewajiban guru adalah menuntun, sesuai kodrat alam dan zamannya. Pendidikan harus menghamba pada murid dan segitiga restitusi dan cara kerjanya, menyadarkan murid bermasalah dengan cara yang bermartabat dan menguatkan. Saya mencoba berperan menjadi coach bagi guru lain dalam hal ini.

Konsep baru ini, sudah mulai kami sosialisasikan dalam aksi nyata dengan sesama guru (komunitas praktisi), dicobakan ke siswa (Pemimpin pembelajaran).

b.    Buatlah sebuah refleksi dari pemahaman Anda atas keseluruhan materi Modul Budaya Positif ini dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

c.     Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, teori kontrol,  teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?

Refleksi saya  tentang disiplin positif: Disiplin positif merupakan bentuk kontrol diri untuk mencapai tujuan dengan lebih bermakna.Orang yang disiplin memiliki rasa tanggung jawab sesuai dengan hati nurani dan tanpa paksaan atau pujian.

Teori control W. Glasser menyatakan bahwa Guru mengontrol murid, semua penguatan efektif, kritik  dan membuat merasa bersalah dapat menguatkan karakter adalah ILUSI. Menurut glasser Itu akibat pilihan murid membiarkan control dirinya di kuasai orang lain, harus dikembalikan.

Murid diupayakan memiliki motivasi tahap 3 yaitu Melakukan sesuatu karena integritas dan tanggung jawabnya bukan karena takut atau hadiah. Karena baik hukuman maupun penghargaan menyisakan dampak negatif yaitu perasaan tersingkir dan menyakitkan.

Maka posisi kontrol guru sangat berpengaruh pada sikap dan perilaku murid, posisi guru sebagai penghukum memang mudah, praktis, dampak cepat. Tetapi posisi pemantau dan Manajer lebih manusiawi dan bermartabat menilai 5 kebutuhan dasar mana yang diperjuangkan seseorang yaitu bertahan hidup, cinta dan kasih sayang rasa diterima, kebebasan , kesenangan dan penguasaan. Dengan mengetahui yang sedang dibutuhkan itu, guru menuntunnya bagaimana memenuhinya dengan cara yang positif.

Keyakinan kelas, merupakan kesepakatan bersama diawal pembelajaran. Semua murid terlibat dalam pembuatannya dan faham bagaimana menjaganya. Jika terdapat murid bermasalah dengan keyakinan kelas tersebut digunakanlah prosedur segitiga restitusi.

Yang menarik dan diluar dugaan saya adalah:

1.      Teori control yang mengatakan guru mengontrol murid itu ilusi dan lain2 itu. Ternyata benar, dugaan saya 80% tekanan guru dalam hukuman untuk mereka tidak efektif menggali kesadaran intrinsik.

2.     Memposisikan guru sebagai manajer atau pemantau adalah hal baru

3.     Restitusi untuk mengganti hukuman dan perasaan bersalah. Sangat penasaran, apalagi ada langkah bakunya segitiga Restitusi, yang  tampaknya lebih manusiawi walaupun agak rumit sedikit dibanding cara hukuman.

 

d.    Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?

Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?

Perubahan yang aneh pada pola pikir saya, Ketika mempelajari segitiga restitusi: bahwa anak nakal itu juga punya alasan, dan guru mesti tau dan empati dulu di stabilkan identitas (Menyamakan frekwensi). Sekolah harus melakukan Langkah ini.

e.     Pengalaman seperti apakah yang pernah Anda alami terkait penerapan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda?

Masih mulai, dalam sebuah aksi nyata restitusi dengan murid, posisi manajer itu bisa lebih santai dan tidak merasa bermusuhan dengan murid atas masalah yang dihadapi. Murid memiliki tempat untuk menata sikapnya sendiri tanpa tekanan kita.

 

f.      Bagaimanakah perasaan Anda ketika mengalami hal-hal tersebut?

Ternyata ada teori seperti itu dalam mengelola pembelajaran. Perasaan menjadi yakin bahwa kurikulum merdeka ini juga ada nilai dan visi yang kuat. Bahwa konsep KHD yang diperdalam baik Pak William Glasser dan Ibu Diane Gossen yang menjadi role model dalam modul 1.4 ini dianggap berhasil dan dijadikan rujukan Pendidikan seluruh dunia.

 

g.     Menurut Anda, terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut, hal apa sajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu diperbaiki?

Konsep tersebut sangat baik, dan saya sudah mempraktekkannya dalam program kontekstual dan aksi nyata. Tetapi mengingat proses ini butuh waktu, diperlukan penguatan dan sarana konsultasi agar pelaksanaannya mengarah pada cara cara terbaik seperti dalam teori. Termasuk indikator nilai nilai guru penggerak, peran peran guru penggerak, atau hal teknis Misalnya kata kata yang bisa dipilih oleh guru dalam posisi manajer, menanyakan keyakinan dalam segitiga restitusi.

 

h.    Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi manakah yang paling sering Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda saat itu? Setelah mempelajari modul ini,  posisi apa yang Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda sekarang? Apa perbedaannya?

Poin h ini pertanyaan yang menggoda , jelas penghukumlah dan sering juga dalam posisi pembuat merasa bersalah. Ya merasa benar, dan setelah mempelajari modul ini menjadi tertawa sendiri. Demikian juga ketika menyaksikan rekan sejawat akan terlihat jelas kategori kategori guru dalam posisi kontrol apa.

i.       Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda praktekkan dan bagaimana Anda mempraktekkannya?

Mirip pernah, Pada tahap: Bener sikapmu tadiapa yang kamu lakukan tadi. Apa orangtuamu senang misalnya tau kamu seperti itu. Sampai kapan kamu seperti itu dan lain lain. Tetapi tidak terstruktur seperti dalam segitiga restitusi.

 

j.       Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?

Sementara sudah komplet. Saya mengira perlu doktrin doktrin agama dalam penguatan karakter murid menciptakan budaya positif, tetapi Kebajikan global sudah mencakup dan meliputi jangankan satu agama mungkin nilai nilai terbaik dalam semua agama, bolehlah di gunakan. Menyampaikan pesan kitab suci, konsep sorga, neraka, malaikat, nabi dan Tuhan dalam nilai nilai tersebut, yang tampaknya tidak eksplisit disampaikan dalam modul ini.
Demikianlah

 

0 comments:

Posting Komentar