a.
Buatlah sebuah kesimpulan mengenai peran Anda
dalam menciptakan budaya positif di sekolah dengan menerapkan konsep-konsep
inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan
penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas, segitiga restitusi dan
keterkaitannya dengan materi sebelumnya yaitu Filosofi Pendidikan Nasional Ki
Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak, serta Visi Guru Penggerak.
Tentang
disiplin positif memulai dengan sosialisasi di group WA membagikan materi
disiplin positif dan 3 motivasi perilaku manusia. Mendiskusikan cara merubah sikap kita agar
menggali motivasi intrinsik murid atau lingkungan kita. Dengan patokan
kebajikan universal (kebaikan lintas agama, ras/ identitas apapun) akan
menjadikan siswa bertanggungjawab pada nilai yang telah diyakini. Mulai,
bagaimana agar murid miliki motivasi ke 3 dalam melakukan aktivitasnya, melatih
tanggung jawab dan control dirinya sendiri dalam melaksanakan sesuatu, bukan karena
reward dan punishment. Beberapa guru menganalogikan dengan tingkatan tertinggi
ibadah orang Islam adalah mencari ridho Ilahi, bukan takut neraka atau berharap
surga
Saya juga
terkejut, sikap ke siswa bermasalah yang selama ini saya andalkan ternyata
berdampak buruk dan disuruh tinggalkan,: menghukum. Ternyata ada sikap lain yang lebih
kharismatik dan berdampak menguatkan: restitusi, atau paling jelek
konsekwensi. Teori itu bisa langsung dipraktekkan
dan manjur. Kita berubah mindset saat melihat murid bermasalah. Melalui posisi
Guru sebagai manajer atau pemantau, saya menyaksikan murid bisa membuat
keyakinan kelas sendiri (dulu kontrak kelas) yang dicatat dan mudah diingat. 3
cara menghadapi siswa bermasalah yang belum pernah kita dapat:
1. Menstabilkan identitas, pernyataan yang
menenangkan
2. Validasi tindakan yang salah, semua perilaku
memiliki alasan
3. Menanyakan Keyakinan, kita semua memiliki
motivasi internal.
Para guru
disekolah kami sedang bersama mendalami konsep materi KHD misalnya berdiskusi
filosofi KHD kewajiban guru adalah menuntun, sesuai kodrat alam dan zamannya.
Pendidikan harus menghamba pada murid dan segitiga restitusi dan cara kerjanya,
menyadarkan murid bermasalah dengan cara yang bermartabat dan menguatkan. Saya
mencoba berperan menjadi coach bagi guru lain dalam hal ini.
Konsep
baru ini, sudah mulai kami sosialisasikan dalam aksi nyata dengan sesama guru
(komunitas praktisi), dicobakan ke siswa (Pemimpin pembelajaran).
b.
Buatlah sebuah refleksi dari pemahaman Anda
atas keseluruhan materi Modul Budaya Positif ini dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
c.
Sejauh mana pemahaman Anda tentang
konsep-konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin
positif, teori kontrol, teori motivasi,
hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia,
keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda
dan di luar dugaan?
Refleksi
saya tentang disiplin positif: Disiplin
positif merupakan bentuk kontrol diri untuk mencapai tujuan dengan lebih
bermakna.Orang yang disiplin memiliki rasa tanggung jawab sesuai dengan hati
nurani dan tanpa paksaan atau pujian.
Teori
control W. Glasser menyatakan bahwa Guru mengontrol murid, semua penguatan
efektif, kritik dan membuat merasa
bersalah dapat menguatkan karakter adalah ILUSI. Menurut glasser Itu akibat
pilihan murid membiarkan control dirinya di kuasai orang lain, harus
dikembalikan.
Murid
diupayakan memiliki motivasi tahap 3 yaitu Melakukan sesuatu karena integritas
dan tanggung jawabnya bukan karena takut atau hadiah. Karena baik hukuman
maupun penghargaan menyisakan dampak negatif yaitu perasaan tersingkir dan
menyakitkan.
Maka posisi
kontrol guru sangat berpengaruh pada sikap dan perilaku murid, posisi guru sebagai
penghukum memang mudah, praktis, dampak cepat. Tetapi posisi pemantau dan Manajer
lebih manusiawi dan bermartabat menilai 5 kebutuhan dasar mana yang
diperjuangkan seseorang yaitu bertahan hidup, cinta dan kasih sayang rasa
diterima, kebebasan , kesenangan dan penguasaan. Dengan mengetahui yang
sedang dibutuhkan itu, guru menuntunnya bagaimana memenuhinya dengan cara yang
positif.
Keyakinan
kelas, merupakan kesepakatan bersama diawal pembelajaran. Semua murid terlibat
dalam pembuatannya dan faham bagaimana menjaganya. Jika terdapat murid
bermasalah dengan keyakinan kelas tersebut digunakanlah prosedur segitiga
restitusi.
Yang
menarik dan diluar dugaan saya adalah:
1.
Teori control yang mengatakan guru mengontrol
murid itu ilusi dan lain2 itu. Ternyata benar, dugaan saya 80% tekanan guru dalam
hukuman untuk mereka tidak efektif menggali kesadaran intrinsik.
2.
Memposisikan guru sebagai manajer atau pemantau
adalah hal baru
3.
Restitusi untuk mengganti hukuman dan perasaan
bersalah. Sangat penasaran, apalagi ada langkah bakunya segitiga Restitusi,
yang tampaknya lebih manusiawi walaupun
agak rumit sedikit dibanding cara hukuman.
d. Perubahan
apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di
kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?
Perubahan
apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di
kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?
Perubahan
yang aneh pada pola pikir saya, Ketika mempelajari segitiga restitusi: bahwa
anak nakal itu juga punya alasan, dan guru mesti tau dan empati dulu di
stabilkan identitas (Menyamakan frekwensi). Sekolah harus melakukan Langkah
ini.
e. Pengalaman
seperti apakah yang pernah Anda alami terkait penerapan konsep-konsep inti
dalam modul Budaya Positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda?
Masih
mulai, dalam sebuah aksi nyata restitusi dengan murid, posisi manajer itu bisa
lebih santai dan tidak merasa bermusuhan dengan murid atas masalah yang
dihadapi. Murid memiliki tempat untuk menata sikapnya sendiri tanpa tekanan
kita.
f. Bagaimanakah
perasaan Anda ketika mengalami hal-hal tersebut?
Ternyata
ada teori seperti itu dalam mengelola pembelajaran. Perasaan menjadi yakin
bahwa kurikulum merdeka ini juga ada nilai dan visi yang kuat. Bahwa konsep KHD
yang diperdalam baik Pak William Glasser dan Ibu Diane Gossen yang menjadi role
model dalam modul 1.4 ini dianggap berhasil dan dijadikan rujukan Pendidikan
seluruh dunia.
g. Menurut
Anda, terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut, hal apa
sajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu diperbaiki?
Konsep
tersebut sangat baik, dan saya sudah mempraktekkannya dalam program kontekstual
dan aksi nyata. Tetapi mengingat proses ini butuh waktu, diperlukan penguatan
dan sarana konsultasi agar pelaksanaannya mengarah pada cara cara terbaik
seperti dalam teori. Termasuk indikator nilai nilai guru penggerak, peran peran
guru penggerak, atau hal teknis Misalnya kata kata yang bisa dipilih oleh guru
dalam posisi manajer, menanyakan keyakinan dalam segitiga restitusi.
h. Sebelum
mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi
kontrol, posisi manakah yang paling sering Anda pakai, dan bagaimana perasaan
Anda saat itu? Setelah mempelajari modul ini,
posisi apa yang Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda sekarang? Apa
perbedaannya?
Poin h
ini pertanyaan yang menggoda , jelas penghukumlah dan sering juga dalam posisi
pembuat merasa bersalah. Ya merasa benar, dan setelah mempelajari modul ini
menjadi tertawa sendiri. Demikian juga ketika menyaksikan rekan sejawat akan
terlihat jelas kategori kategori guru dalam posisi kontrol apa.
i. Sebelum
mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika
menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda praktekkan
dan bagaimana Anda mempraktekkannya?
Mirip
pernah, Pada tahap: Bener sikapmu tadi… apa yang kamu lakukan tadi.
Apa orangtuamu senang misalnya tau kamu seperti itu. Sampai kapan
kamu seperti itu dan lain lain. Tetapi tidak terstruktur seperti dalam
segitiga restitusi.
j. Selain
konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, adakah hal-hal lain yang
menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif
baik di lingkungan kelas maupun sekolah?
Sementara
sudah komplet. Saya mengira perlu doktrin doktrin agama dalam penguatan
karakter murid menciptakan budaya positif, tetapi Kebajikan global sudah
mencakup dan meliputi jangankan satu agama mungkin nilai nilai terbaik dalam
semua agama, bolehlah di gunakan. Menyampaikan pesan kitab suci, konsep sorga,
neraka, malaikat, nabi dan Tuhan dalam nilai nilai tersebut, yang tampaknya
tidak eksplisit disampaikan dalam modul ini.
Demikianlah
0 comments:
Posting Komentar